Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Rabu, 06 Juni 2012

RIP (Routing Information Protokol)


Pengertian RIP

Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).

Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.  

1. RIP versi 1 
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.  

2. RIP versi 2

Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.  

Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Alamat 224.0.0.9 ini berada pada alamat IP versi 4 kelas D (range 224.0.0.0 - 239.255.255.255). Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus. (MD5) otentikasi RIP diperkenalkan pada tahun 1997. RIPv2 adalah Standar Internet STD-56.

3. RIPng
RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:
  • Dukungan dari jaringan IPv6.
  • RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.
  • RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;
  • RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry route .
Batasan
  • Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah. Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.
  • Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam jaringan RIP.
  • Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1).
  • RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.

Langkah-langkah percobaan

  • Scenario A
1. pertama buatlah desain seperti gambar dibawah ini.
 
Addressing Table

2. konfigurasi pada router R1, R2, dan R3 sesuai perintah berikut. 
Router(config)# hostname R1
R1(config)# enable secret class
R1(config)# no ip domain-looukp
R1(config)# line console 0
R1(config-line)# password cisco
R1(config-line)# login
R1(config-line)# line vty 0 4
R1(config-line)# password cisco
R1(config-line)# login
R1(config-line)# end

3. Konfigurasi interface pada R1, R2, dan R3 menggunakan addressing table di atas. sebelumnya interface harus dinyalakan terdahulu.
R1 --> R1(config)# interface fa0/0
        R1(config-if)# ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
            R1(config-if)#  interface s0/0/0
            R1(config-if)# ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
            R1(config-if)# clock rate 64000


R2 --> R2(config)# interface fa0/0
            R2(config-if)# ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
            R2(config-if)#  interface s0/0/0
            R2(config-if)# ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
            R2(config-if)#  interface s0/0/1
            R2(config-if)# ip address 192.168.4.2 255.255.255.0
            R2(config-if)# clock rate 64000


R3 --> R3(config)# interface fa0/0
            R3(config-if)# ip address 192.168.5.1 255.255.255.0
            R3(config-if)#  interface s0/0/1
            R3(config-if)# ip address 192.168.4.1 255.255.255.0
            R3(config-if)# clock rate 64000


4. Konfigurasi ip address dan default gateway PC1, PC2, dan PC3 sesuai tabel.

5. Selanjutnya mengkonfigurasi RIP untuk membuat dynamic routing pada R1, R2, dan R3.

R1 --> R1(config)# router rip
            R1(config-router)# network 192.168.1.0
            R1(config-router)# network 192.168.2.0
            R1(config-router)# end
            R1# copy run start 



R2 --> R2(config)# router rip
            R2(config-router)# network 192.168.2.0
            R2(config-router)# network 192.168.3.0
            R2(config-router)# network 192.168.4.0
            R2(config-router)# end
            R2# copy run start


R3 --> R3(config)# router rip
            R3(config-router)# network 192.168.4.0
            R3(config-router)# network 192.168.5.0
            R3(config-router)# end
            R3# copy run start


6. Selanjutnya verifikasi RIP Routing menggunakan perintah show ip routing. RIP dikodekan dengan huruf R

R1

R2

R3
7. Lakukan pengetesan ping antar PC
PC1 --> PC2

PC1 --> PC3

PC2 --> PC3
  • Scenario B



1. Pada scenario ini kita akan mengubah setting dari scenario A, pertama kita harus mengubah IP address pada router dan PC. 
R1(config)# int s0/0/0
R1(config-if)# ip add 172.30.2.1 255.255.255.0
R1(config-if)# shutdown
R1(config-if)# no shutdown


2. Hapus konfigurasi RIP pada setiap router. 
R1(config)# no router rip
R2(config)# no router rip
R3(config)# no ruter rip


3. Konfigurasi RIP pada R1 seperti gambar dibawah. 
R1(config)# router rip
R1(config-router)# network 172.30.0.0


4. Kemudian, konfigurasi R1 untuk menghentikan pengiriman update pada interface fastethernet0/0.
R1(config-router)# passive-interface fa0/0
R1(config-router)# end
R1# copy run start


5. Konfigurasi RIP routing pada R2. 
R2(config)# router rip
R2(config-router)# network 173.30.0.0
R2(config-router)# network 192.168.4.0
R2(config-router)# passive-interface fa0/0
R2(config-router)# end
R2# copy run start


6. Konfigurasi RIP routing pada R3. 
R3(config)# router rip
R3(config-router)# network192.168.4.0
R3(config-router)# network 192.168.5.0
R3(config-router)# passive-interface fa0/0
R3(config-router)# end
R3# copy run start


7. Lakukan PING antar PC.
PC1 --> PC2
PC1 --> PC3
PC2 --> PC3

  • Scenario C
 1. sama seperti sebelumnya scenario ini mengubah setting dari scenario B. pertama hapus konfigurasi RIP network 192.168.4.0
pada R2 menggunakan perintah berikut.
R2(config)# router rip
R2(config-router)# no network 192.168.4.0

2. hapus RIP routing pada R3
R3(config)# no router rip

3. konfigurasi static route pada R3 untuk jaringan 172.30.0.0/16 .
R3(config)# ip route 172.30.0.0 255.255.252.0 s0/0/1

4. konfigurasi default static route pada R2.
R2(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 s0/0/1

5. untuk mengirimkan informasi default satic route dari R2 ke R1 gunakanlah perintah berikut.
R2(config)# router rip
R2(config)# default-information originate
sebelum melakukan perintah diatas, pertama-tama kita harus mengetikkan perintah berikut clear ip route * pada R1 dan R2

6. kemudian lakukan verifikasi RIP routing pada ke3 router.
R1

R2

7. lakukan PING

PC2 --> PC3
PC1 --> PC3
PC1 --> PC2

Rabu, 09 Mei 2012

Basic Static Route

A. Pengertian Static Route
static route adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual. Disisi lain dynamic routing adalah suatu mekanisme routing dimana pertukaran routing table antar router yang ada pada jaringan dilakukan secara dynamic.

Dalam skala jaringan yang kecil yang mungkin terdiri dari dua atau tiga router saja, pemakaian static route lebih umum dipakai. Static router (yang menggunakan solusi static route) haruslah di configure secara manual dan dimaintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnya.

Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan didalam internetwork yang mana dikonfigure secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigure untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, dimana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.

Konsep dasar dari routing adalah bahwa router meneruskan IP paket berdasarkan pada IP address tujuan yang ada dalam header IP paket. Dia mencocokkan IP address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entry – suatu entry yang menyatakan kepada router kemana paket selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entry yang ada dalam routing table, dan tidak ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut. Untuk itu adalah sangat penting untuk mempunyai isian routing table yang tepat dan benar.

Static route terdiri dari command-command konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada router. sebuah router hanya akan meneruskan paket hanya kepada subnet-subnet yang ada pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepada nya – keluar interface dari router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protocolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan kemana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.

Keuntungan static route:
  • Static route lebih aman disbanding dynamic route
  • Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan configure router untuk tujuan membajak traffic.
Kerugian static route :
  • Administrasinya adalah cukup rumit disbanding dynamic routing khususnya jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigure secara manual.
  • Rentan terhadap kesalahan saat entry data static route dengan cara manual.
B. Langkah Percobaan

1. Buat desain seperti ini dan atur masing-masing device menggunakan addressing table.
Desain

Addressing Table
2. Pada router, masuk ke global configuration mode dan konfigurasi basic global configurations. keemudian konfigurasi console dan virtual terminal line password pada setiap router. Gunakan perintah sebagai berikut.


3. Klik R1 kemudian masukkan perintah ini.
R1# debug ip routing.

4. Masuk ke konfigurasi interface mode pada R1,lalu ketikkan perintah di bawah ini.
R1#configure terminal
R1(config)#interface fastethernet 0/0
R1(config-if)#ip address 172.16.3.1 255.255.255.0


5. Masuk ke konfigurasi interface mode R1 pada interface yang terkoneksi pada R2.
R1#configure terminal
R1(config)# interface serial 0/0/0
R1(config-if)# ip address 172.16.2.1 255.255.255.0
R1(config-if)# clock rate 64000


6. Klik R2 kemudian masukkan perintah ini.
R2#debug ip routing

7. Masuk ke konfigurasi interface mode R2 pada interface yang terkoneksi pada R1.
R2#configure terminal
R2(config)# interface serial 0/0/0
R2(config-if)# ip address 172.16.2.2 255.255.255.0 

R2(config-if)# clock rate 64000


8. Matikan debug pada router 1 dan router 2 dengan menggunakan perintah ini.
R1#no debug ip routing

9. Konfigurasi Static Route dengan "next-hop" address pada R3.
R3(config)# ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 192.168.1.2

10. Pada router R2, konfigurasi static route untuk menjangkau jaringan 192.168.2.0
R2(config)# ip route 192.168.2.0 255.255.255.0

11. Konfigurasi static route menggunakan Exit Interface.
R3(config)#ip route 172.16.2.0 255.255.255.0 serial0/0/1

12. Pada router R2, konfigurasi static route menggunakan jaringan 172.16.3.0 di interface serial 0/0/0 pada router R2 sebagai Exit Interface.
R2(config)# ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 serial0/0/0

13. Konfigurasi default static route menggunakan perintah dibawah ini.
R1(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.2.2 

14. Terakhir lakukan PING pada setiap PC.
PC1 --> PC3

PC2 --> PC3

PC1 --> PC2
 

.